![]() |
JARIANA, 27, cuma dapat berbaring di kasur saat berita menjambangi tempat tinggalnya. Wanita asal Tangkah Lagan Kel Alur Dua Baru, Kec Sei Lepan Kab Langkat itu cuma dapat menegur tiap-tiap tamu yang datang menjenguknya.
Karena, wanita berkulit putih itu alami sakit pada tulang belakang yang membuatnya tak dapat menggerakkan ke-2 kakinya atau lumpuh. Hingga seluruhnya aktivitasnya dikerjakan sembari terlentang di kasur, termasuk juga makan serta minum.
Kisahnya berawal saat Ibu dua orang anak ini merantau ke negeri seberang juga sebagai TKI. Waktu itu dia menitipkan ke-2 anaknya yang masih tetap kecil, Fita Mariana Sari, 3, 5, serta Farhan Fadli, 5, pada ibunya Zubaidah, 58, . Lalu jadi TKI ke Malaysia pada bln. September 2014 lewat PT Parang Tritis yang ada di Medan dengan kontrak dua th..
Sesudah kurang lebih empat bln. bekerja di Malaysia, Jariana kerap alami sakit-sakitan. Di seputar tulang belakangnya merasa yang paling sakit, serta waktu itu juga Jariana kerap menyembuhkan sakitnya itu ke klinik yang ada di Malaysia.
Tetapi, pada bln. Maret 2015 Jariana alami lumpuh keseluruhan hingga mesti memperoleh perawatan intensif di Malaysia. Dia dimaksud pihak rumahsakit menderita virus di tulang belakang serta mesti dioperasi.
Lantaran takut tidak ada yang menjaga Jariana pilih berobat di kampung halamannya di Tangkah Lagan Kel Aludua Baru Kec Seilepan Kab Langkat Indonesia. Pas pada pertengahan bln. April 2015 Jariana pulang ke Indonesia lewat Kuala Namu Internasional Aiport dalam situasi lumpuh lemah tidak berdaya di kursi roda.
Zubaidah ibunya yang menjemputnya di Bandara KNIA tidak kuasa menahan haru lihat keadaan anaknya itu. Ketika itu juga salah satu agen dari PT Parang Tritis yang memberangkatkan Jariana ke Malaysia mengambil seluruhnya dokumen serta pasport kepunyaannya dengan argumen untuk pengurusan asuransi kesehatan. Bahkan juga upah Jariana pada bln. 3 juga tidak di bayar hingga Jariana serta ibunya pulang tanpa ada membawa duit.
Hingga saat ini Agen dari PT Parang Teritis tak pernah terlihat lagi batang hidungnya, serta waktu keluarga Jariana berupaya meneleponnya namun tak di angkat serta di SMS juga tak di jawab, sesaat cost kepentingan medis Jariana banyak.
“Jangankan untuk mengatur kartu BPJS untuk makan saja mereka telah kesulitan. Sampai kini cuma pertolongan serta sumbangan dari orang-orang seputar yang dipakai untuk kepentingan sehari-hari serta sesekali untuk beli obat, ” ungkap Jariana dengan nada parau.
Keluarga Jariana mengharapkan pemerintah lewat dinas berkenaan bisa memberi pertolongan serta kepastian bakal cost asuransi kesehatan yang dijanjikan oleh PT Parang Teritis yang hingga saat ini menahan surat-surat Jariana seperti pasport serta Surat Kerja Keluar Negri dan dokumen yang lain.
Karena Sekarang ini keadaan Jariana makin memprihatinkan. Dia cuma dapat terbaring di kasur sambil melawan penyakit yang dideritanya. Keadaan kaki kirinya mulai mengecil dari ukuran kaki normal. (bap)
0 komentar:
Posting Komentar