81 " Tindakan " yang Merenggut Nyawa Angeline

Denpasar - " Pembunuh! " " Nyawa dibalas nyawa. " 


Warga ramai-ramai meneriaki ibu angkat Angeline, Margriet Megawe, waktu keluar dari tempat tinggalnya di Jalan Enak Malam Nomer 26 Sanur, Bali. Dibawah pengawalan ketat petugas kepolisian, Margriet yang berseragam tahanan warna oranye cuma tertunduk serta selalu jalan menuju mobil rantis yang telah menunggunya. 

Kemarahan warga pada ibu dua anak itu seakan tidak terbendung. Warga selalu merangsek, mendekati Margriet. Keadaan ini mengakibatkan mass media yang telah menanti dari pagi, ada pada posisi yang serba salah. Dari belakang dihantam tekanan warga serta dari depan mesti bertemu dengan polisi. 

Mengakibatkan, beberapa mass media jadi tujuan jam. Bahkan juga, ada yang terjepit pintu baracuda serta diinjak Unit Dalmas Polresta Denpasar. 

Tak dapat mendekati Margriet, warga juga melampiaskan kemarahan pada pengacara ibu angkat Angeline itu. Warga melempari mobil yang ditumpangi Jefri Kam, Dion Pongkor, serta sebagian pengacara Margriet yang lain dengan batu. 

Margriet ada di tempat tinggalnya untuk melakukan reka lagi atau rekonstruksi pembunuhan Angeline. Dia tak sendiri, polisi juga mendatangkan tersangka yang lain, yaitu bekas pembantu Margriet, Agustinus Tay Hamba May. Rekonstruksi yang berjalan mulai sejak Senin pagi, 6 Juli 2015, ini dikerjakan berdasar pada berita acara kontrol tersangka Agustinus Tay. 

Kemarahan pada Margriet bukan sekedar dari warga. Agus juga mengungkap kekesalannya pada bekas majikannya itu waktu rekonstruksi berjalan. 


Pengacara Agus, Hotman Paris Hutapea, menyampaikan, Agus berteriak pada Margriet ketika memperagakan adegan di depan kamar wanita yang telah 2 kali menikah itu. Agus menyebutkan Margriet pembohong. Bahkan juga, Agus memukul tiang dirumah itu lantaran terasa tak lakukan perbuatan yang dijelaskan Margriet. 

 " Menurut Agus dianya di panggil serta masuk ke kamar Margriet. Di situ Agus menyebutkan telah lihat Angeline tergeletak di lantai, " ucap Hotman waktu keluar dari tempat rekonstruksi jam 15. 45 Wita. 

Bahkan juga, lanjut Hotman, Agus pernah lihat rambut Angeline dijambak serta kepalanya dibenturkan ke lantai oleh Margriet. ‎ 

 " Margriet tak mengaku memanggil Agus. Namun lihat Agus di depan kamar Margriet, " tutur Hotman yang disambut tepuk tangan serta dielu-elukan warga yang melihat rekonstruksi pembunuhan Angeline. ‎ 

Hotman meyakini clientnya bukanlah pelaku paling utama pembunuhan Angeline atau Engeline. Terutama, hasil tes kebohongan dengan lie detector menyebutkan Agus tak berbohong waktu memberi info waktu pemberkasan. 

Menurut Hotman, dari 81 adegan yang diperagakan waktu rekonstruksi, dia meyakini pelaku paling utama dalam masalah pembunuhan Angeline tak mengarah pada clientnya. Namun mengarah pada tersangka lain. 

 " Arahnya telah terang, " kata Hotman sembari menjelaskan, beberapa besar adegan rekonstruksi diperagakan di kamar Margriet. " Pembunuhan Angeline dikerjakan Margriet pada adegan 50 hingga 60. Saya meyakini penyidik telah meyakini Ibu Margriet yaitu pelaku paling utama, " ungkap Hotman. 

Hotman mengungkap, info clientnya serta Margriet dalam rekonstruksi sama-sama bertentangan. Tetapi, dia optimistis clientnya bukanlah pelaku paling utama dalam pembunuhan itu. 

Kepercayaan Hotman diperkuat oleh info Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr Dudut Rustyadi. Dudut menyampaikan, adegan rekonstruksi banyak keselarasan dengan keadaan jasad Angeline, termasuk juga luka pada badan bocah 8 th. itu. 

 " Banyak keselarasan. ‎Antara luka yang kami dapatkan di jasad Angeline dengan adegan rekonstruksi, " kata Dudut waktu keluar dari tempat reka lagi pembunuhan Angeline. 

Menurutnya, tim Laboratorium Forensik ‎RSUP Sanglah temukan banyak luka di badan mungil siswi kelas II Sekolah Basic itu. 

‎ " Dari mulai kepala Angeline yang dibenturkan ke tembok serta lantai. Di situ ada pendarahan otak sesuai sama hasil autopsi, " ‎ungkap Dudut. 

4 Jaksa serta Kakak Angkat Angeline 

Dalam rekonstruksi ini, polisi juga mendatangkan 4 orang jaksa. Gagasannya, ke empat orang itu bakal jadi jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan masalah pembunuhan Angeline. Tetapi, mereka malas berkomentar. ‎ Mereka mengakui cuma diundang untuk melihat berlangsungnya rekonstruksi. 

Diluar itu, polisi juga mendatangkan 2 orang saksi. Keduanya yaitu Handono serta Susiani, pasangan suami istri yang indekos dirumah Margriet. " Saya siap ikuti rekonstruksi ini, " kata Handono didapati ditempat peristiwa perkara. 

Pasangan suami istri itu tiba lebih awal di tempat rekonstruksi, seputar jam 07. 30 Wita. Menurut Handono, yang disebut penjual kosmetik di salah satu pasar di Denpasar, Margriet mempunyai temperamen tinggi serta sering memarahi anak angkatnya itu. 

 " Bila malam, Angeline kerap teriak-teriak, mungkin saja dipukul atau tak saya tidak paham, " kata Handono. 

Diakuinya kaget saat bocah kelas 2 SD itu diketemukan dikubur di halaman rumah ibu angkatnya pada Rabu 10 Juni lantas sesudah diberitakan hilang mulai sejak 16 Mei 2015. 

Sang istri, Susiani, mengharapkan sistem rekonstruksi jalan lancar serta dilindungi waktu jadi saksi masalah yang mengambil alih perhatian umum Tanah Air itu. 

 " Saya minta pada Allah, semoga saya dilindungi, jangan sempat ada berlangsung suatu hal, " ucap Susiani. 


Dua anak kandung Margriet, Yvonne serta Christine, juga ada dalam rekonstruksi ini. Keduanya tiba di tempat jam 12. 19 Wita atau seputar 10 menit dari kehadiran pengacara Margriet. Yvonne serta Christine segera ngeloyor masuk ke rumah ibunya.  

Yvonne sekarang ini masih tetap di check polisi berkenaan keberadaannya dirumah ibu kandungnya pada hari kematian Angeline. Menurut pernyataan Agus, pada awal mulanya Yvonne tak pernah masuk ke rumah di Jalan Enak malam itu bila akan bersua dengan sang ibu. Namun sesudah kematian Angline, Yvonne cukup lama ada dirumah ibunya bahkan juga hingga malam hari serta pernah bersua Agus. 

 " Seluruhnya info yang kita terima masih tetap dikilas balik. Satu diantaranya info perihal hadirnya kakak angkat Angeline pada malam saat Angeline dibunuh pada sore harinya‎, " kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hery Wiyanto. 

Waktu sistem rekonstruksi berjalan, dua karangan bunga datang ke rumah Angeline. Satu dari Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, serta satu lagi dari Presiden Joko Widodo. 

Tetapi, kehadiran 2 karangan bunga itu diteriaki warga, yang mulai sejak pagi berkumpul dirumah Margriet untuk lihat jalannya rekonstruksi. Mereka menilainya perkataan duka itu datang terlambat. 

 " Ini gubernur, sudah mengetahui warganya jadi korban pembunuhan baru bersimpati saat ini. Tinggal satu pulau kok telat, Pak, " kata‎ Gung Heri, seseorang warga. 

Masalah pembunuhan Angeline memanglah sudah berjalan nyaris satu bulan lamanya. Bocah ayu yang berulang th. pada 19 Mei itu diketemukan tewas serta jasadnya dikubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya, Margriet Megawe, pada 10 Juni 2015. Pada awal mulanya pada 16 Mei 2015, Angeline dilaporkan hilang oleh ibu angkatnya. (Sun/Ali)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar