Indonesia - Perjuangan gerakan kemerdekaan Indonesia meraih titik puncaknya ketika Bangsa Indonesia menyebutkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, juga sebagai negara yang merdeka. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu direspon oleh Mesir yang selekasnya mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab, pada tanggal 16 Nopember 1946. Dalam sidang itu mengambil keputusan resolusi perihal pernyataan kemerdekaan RI juga sebagai negara merdeka serta berdaulat penuh. Dalam Hukum Internasional pernyataan adalah satu kriteria mutlak untuk berdirinya satu negara terkecuali mempunyai lokasi serta rakyat. Karenanya ada pernyataan itu dengan cara de jure ataupun de facto Indonesia sudah berdiri juga sebagai negara yang berdaulat penuh.
Pernyataan kedaulatan dari negara-negara Liga Arab, memberi makna yang positif untuk perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha menjaga kemerdekaan, yang sudah dikumandangkan oleh Proklamator Soekarno-Hatta. Support negara negara Arab terus berlanjut pada perbincangan komunitas Majelis Umum PBB serta Dewan Keamanan PBB yang mengulas sengketa pada Indonesia-Belanda. Support beberapa diplomat Arab ini semakin memantapkan kedaulatan Indonesia juga sebagai satu negara. Fungsi besar negara-negara Liga Arab dalam mensupport perwujudan kemerdekaan negara Indonesia, makin menyadarkan bakal makna utamanya peran satu negara dalam turut wujudkan tata perdamaian dalam taraf global.
Peran aktif Indonesia dalam menolong negara-negara lain dalam wujudkan kemerdekaan serta perdamaian, membawa Indonesia ke tugas-tugas misi perdamaian PBB berbentuk Kontingen Garuda. Peran Indonesia dalam misi perdamain dibawah bendera PBB, dimulai saat ada krisis Terusan Suez. Indonesia mensupport ada ketentuan Majelis Umum PBB untuk menarik mundur pasukan yang bertikai di Terusan Suez sekalian untuk pertama kalinya kirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir. Misi juga sebagai Pasukan Perdamaian PBB yang diemban oleh pasukan Indonesia selanjutnya selalu berlanjut, dengan diberikannya keyakinan untuk selalu ikut serta juga sebagai pasukan perdamaian di daerah perseteruan yang lain.
Kekuatan Teritorial Indobat
Kehadiran Kontingen Garuda, yang saat ini adalah Kontingen Garuda XXXV-A/Unamid sangatlah memberi faedah pada orang-orang. Pasukan itu gampang di terima oleh orang-orang di daerah misi, hingga semua anggota pasukan bisa menggerakkan misinya dengan baik. Gampang diterimanya pasukan perdamaian dari Indonesia karena ada sebagian karena, salah satunya terkecuali budaya orang-orang Indonesia yang mempunya sikap yang ramah, juga tentara Indonesia mempunyai satu kekuatan yang belum pasti dipunyai oleh pasukan negara lain, yakni kekuatan dalam pembinaan teritorial.
Kontingen Garuda XXXV-A/Unamid dengan kekuatan teritorialnya melakukan aktivitas Civil Military Coordination (Cimic), salah satunya pemberian pertolongan pembangunan beberapa tempat beribadah, penyaluran zakat untuk orang-orang lokal, penyembuhan massal oleh Tim Kesehatan Satgas, sampai pembangunan sarana pompa air di lokasi yang susah pasokan air bersih di Darfur. Perihal ini pula yang mengakibatkan Indobat demikian akrabnya dengan orang-orang Darfur.
Kekuatan pembinaan teritorial tidak cuma berguna untuk prajurit yang bertugas di unit kewilayahan. Kelihatannya, kekuatan Binter ini dapat dibuktikan berguna jika dipunyai oleh semua tentara Indonesia. Hal semacam ini dapat dibuktikan dengan kesuksesan pasukan yang tergabung dalam Indobat yang mengaplikasikan kekuatan pembinaan teritorialnya dalam bertugas.
Salah satu kekuatan yang riil diaplikasikan oleh pasukan perdamaian itu yaitu kekuatan komunikasi sosial, di mana prajurit berkomunikasi, berintegrasi serta menyesuaikan dengan orang-orang di daerah penugasan hingga sukses membuat situasi serasi dan jalinan baik.
Karenanya ada komunikasi yang baik jadi pasukan yang tergabung dalam Indobat dapat menggugah, dan mengajak orang-orang di daerah perseteruan itu untuk mulai bangun daerahnya, terutama bangun perdamaian serta keamanan dalam koridor PBB.
0 komentar:
Posting Komentar